Friday 17 March 2017

, ,

Resensi Novel "Angan Senja Senyum Pagi" karya Pahd Pahdepie

Setelah lama absen membuat resensi, kali ini saya akan membuat resensi novel terbaru dari Pahd Pahdepie yang judulnya Angan Senja, Senyum Pagi. Dari judulnya saja terlihat puitis sekali, dan jelas ini novel tentang kisah percintaan yang dewasa dan sangat dramatis. Pertama melihat judulnya saya tidak terpikir kalau judul novel ini merupakan dua nama sepasang manusia, Angan Senja seorang lelaki, dan Senyum Pagi seorang wanita, dan para tokoh yang ada di dalam novel tersebut memiliki nama yang juga puitis .


Penampakan Novel + TTD penulis


Oke saya sedikit bercerita tentang kisah dalam novel ini. 

Novel ini menceritakan seorang pria remaja, Angan Senja, yang duduk di kelas 1 SMA. Pria remaja tersebut sangat jenius dalam bidang matematika dan memiliki daya ingat yang kuat, sangking jeniusnya, ia selalu bolos saat pelajaran matematika karena merasa bosan yang diajarkan terlalu mudah baginya. Saat pelajaran matematika ia lebih memilih untuk bersembunyi di tempat terpencil di belakang sekolahnya dan melakukan sesuatu yang lain seperti mambaca buku.

Di tempat persembunyian itulah, ia bertemu seorang gadis remaja, Senyum Pagi, yang terlampau 2 tahun darinya dan duduk di kelas 3 SMA. Ia merupakan gadis yang populer di sekolahnya karena kecantikan dan selalu tampil beda di sekolahnya, Ia kabur dari kelas matematika karena takut dihukum tidak mengarjakan PR dan bersembunyi di tempat yang sama. Disitulah awal mula mereka bertemu. Penulis membuat cerita yang indah antara mereka berdua, cerita puitis dan dewasa. Hingga terjalin hubungan dengan status hanya sebagai sahabat dan pacar pura-pura. namun mereka saling memendam rasa.

Menjadi teman dekat seorang siswi yang cantik populer di sekolahnya bukan hal yang mudah, Angan pun mendapat banyak cibiran bahkan kekerasan oleh lelaki yang katanya pacarnya Pagi. Namun kejadian kekerasan tersebut membuat Pagi berkunjung ke rumah Angan dan mengenal ibu Angan. Disinilah Pagi dan Ibu Angan menjadi sangat dekat.

Memiliki tabiat yang berbeda, keduanya sama-sama penikmat musik. Ada yang masih ingat lagu dewa 19 tahun 90an yang judulnya " Cinta Kan Membawamu" ?. Lagu tersebut merupakan lagu favorit mereka berdua. Kata-katanya yang puitis membuat mereka senang dengan lagu tersebut. Mungkin penulis juga suka dengan lagu tersebut hehe... 

Di awal cerita, quotes-quotes indah melengkapi jalan cerita yang membuat menarik cerita. seperti saat si jenius matematika berkata kepada Pagi yang gak suka matematika. 

"Hidup tetap indah kok, meski kita tidak bisa menyelesaikan hitung-hitungan matematika. Sebab hidup ini jadi indah jika kita tidak selalu dapat memperhitungkanya,. Perasaan manusia punya keterbatasan yang gak bisa dimatematikakan, INFINITY"

Singkat cerita, Senyum Pagi menghilang begitu mendengar bahwa Angan mendapat besiswa ke Amerika. Karena ia takut akan mengganggu masa depan angan. Senyum Pagi sengaja menghilang dan menjauh dari Angan yang sebenarnya mereka berdua saling memendam rasa.

17 tahun berlalu, dan mereka bertemu dalam perasaan yang sama, namun dalam kondisi yang berbeda. Senyum Pagi sudah menjadi ibu dengan 1 gadis kecil yang pandai memaikan piano dan sudah ditinggal mati oleh suaminya. Dan angan masih melajang. Mereka dipertemukan karena kegemarannya sebagai penikmat musik.

Ada yang menarik dari novel ini. Matematika dan Musik. Math and Music, ada yang bisa menghubungkanya? Nah yang menarik disini, penulis bisa menghubungkan dengan sangat indah dan dan memadukan unsur yang sangat filosofis antara keduanya. Bahkan bisa menjadi suatu yang menakjubkan dalam novel ini.

"Musik tercipta dari getaran nada. Getaran menciptakan frekuensi..., Frekuensi selalu bisa dihitung, meski angka-angkanya tak selalu masuk akal"


Ketika bertemu mereka masih memendam rasa namun mereka bertemu disaat yang tidak tepat. Disaat Senyum Pagi akan melangsungkan menikah lagi. Angan harus menerima kenyataan yang pahit, dan harus terus berusaha melupakan masa indah 17 tahun lampau, Senyum Pagi pun menyesali hal yang terjadi ini, mengapa kita baru bertemu sekarang? disaat semuanya terasa sudah terlambat. namun hati ini masih tertabat.

Saat inilah masa-masa sulit mereka, menyesali keadaan. Disaat Saat ini pula pembaca akan merasa kesal, emosi dan kecewa. Namun ini belum klimaks dari cerita pada novel ini. masih ada hal yang menaikan tingkat emosi pembacanya sehingga menjadi sedikit "Baper".


Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Langsung saja dibeli novelnya. Seru dan tidak mengecewakan para penikmat novel.




0 komentar:

Post a Comment