Thursday 14 May 2020

, , ,

Ulasan Novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy

Kembar Rindu merupakan novel dwilogi karya teanyar dari penulis novel fenomenal ini. Siapa yang tak kenal novel Ayat-Ayat yang telah di angkat ke layar lebar pada tahun 2008 yang telah ditonton lebih dari 3 juta penonton. Beda dari novel sebelumnya, Novel Dwilogi ini yang lebih banyak mengangkat kisah cinta yang bernuansa religi, dalam novel Kembara Rindu ini, penulis lebih menekankankan tentang pengabdian, perjuangan hidup, dan nilai-nilai agama yang sangat kental. Novel ini menceritakan perjuangan santri yang mengabdikan dirinya kepada kiayi di pesantren disamping ia memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya karena ia merupakan tulang punggung keluarga. Ada kisah cinta di dalam novel ini, namun tidak sekental di novel-novel beliau sebelumnya.



Cerita diawali dengan adik sepupu perempuan Ridho, Syifa, yang telah ditinggalkan kedua orang tuanya yang telah tutup usia, terpaksa berusaha menghidupi keluarganya dirumah yang sudah sepuh semua dengan cra menjual gorengan karena Ridho, kakak sepupu satu-satunnya yang diharapkan membatu perekonomian keluarga, masih menjalankan amanah ayahnya dahulu untuk mengabdi kepada kiayi di pesantrennya dan tidak dapat dihubungi. Kemudian yang membuat cerita ini menjadi menarik, diceritakan pula asal usul dan fakta keluarga adik sepupu Ridho yang sebenarnya di sela alur cerita.

Novel ini juga mengulas tentang kehidupan di pesantren dan keluarga sang kiayi. Pengabdian seorang santri kepada kiayinya. Hal yang paling di ceritakan dalam novel ini adalah perjuangan Ridho, yang harus bejuang menjadi tulang punggung keluarganya setelah ia menggenapi masa pengabdiannya kepada sang kiayi. Bgaimana ia menghadapi cibiran warga di kampungnya yang berharap ia menghidupkan masjid di kampungnya karena ia lulusan pesantren nanum karena ia harus menghidupi keluarganya. Bagaimana ia berusaha dan bertahan dengan kerasnya hidup. Namun hidup terasa mudah saat ia memutuskan untuk menuruti nasehat kiyai nya.

Pesan dalam novel ini lebih ke pesan-pesan motivasi dalam berislam, loyalitas, semangat untuk mendahulukan kepentingan akhirat dibandingkan kependingan duniawi. Kisah cinta dalam novel ini belum nampak jelas, mungkin akan diteritakan di novel keduannya. Alur dalam cerita ini agak mudah untuk ditebak, Namun pesan agamis yang kental yang ingin menus sampaikan cukup berhasil menurut saya,

Overall, novel ini sangat cocok bagi yang ingin mendapatkan sedikit nasihat-nasihat dalam islam, motivasi dalam beragama serta nilai-nilai pengabdian dan ketaatan terhadap guru. Ditunggu buku keduannya Kang Abik!

0 komentar:

Post a Comment